Life

my favorite drama

  • princess hours
welcome to my blog

Selasa, 23 September 2014

Syarat-syarat penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.
1.    Bahan mudah terbakar
Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika terkena udara, terkena benda panas, terkena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) akan terbakar sendiri jika terkena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:
a.    Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfide (CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6), aseton (CH3COCH3).
b.    Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH).
c.    Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.
Syarat penyimpanan:
·    Temperatur dingin dan berventilasi,
·    Tersedia alat pemadam kebakaran,
·    Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok.

2.    Bahan mudah meledak
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ (E) dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:
a.    Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan hidrokarbon
b.    Karena ada gas-gas
c.    Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara dapat menimbulkan ledakan dahsyat
d.    Karena adanya pelarut mudah terbakar.
e.    Karena ada peroksida.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauhkan dari panas dan api
Ø    Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan adalah:
·    Ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
·    Peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
·    Klorat dengan asam sulfat
·    Natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
·    Asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
·    Kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
·    Nitrat dengan eter
·    Halogen dengan amoniak
·    Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat
·    Merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)

3.    Bahan beracun
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic (T+)” dan “toxic (F)” dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene, atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, dan gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauh dari bahaya kebakaran
Ø    Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
Ø    Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
Ø    Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan

4.    Bahan korosif
Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive (C)” adalah merusak jaringan hidup. Contoh asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Wadah tertutup dan beretiket
Ø    Dipisahkan dari zat-zat beracun

5.    Bahan Oksidator
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ”oxidizing (O)“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah dapat menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida. Contoh: Chlorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu).
Syarat penyimpanan:
Ø    Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
Ø    Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6.    Bahan reaktif terhadap air
Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.
Syarat penyimpanan:
Ø    Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
Ø    Jauh dari sumber nyala api atau panas
Ø    Bangunan kedap air
Ø    Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7.    Bahan reaktif terhadap asam
Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
Ø    Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen
Ø    Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8.    Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
Ø    Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
Ø    Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
Ø    Jauh dari api dan panas
Ø    Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka harus dihabiskan selama enam bulan.
Penyimpanan bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan bahan. Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya meliputi:
1.    Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
2.    Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Usahakan semua bahan kimia dalam keadaan kering dan harus disimpan dalam tempat yang kering. Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Asam yang sifatnya gas seperti asam klorida bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau di lemari asam.

3.    Suhu/temperatur
Pengaruh temperatur akan menyebabkan terjadinya reaksi atau perubahan kimia dan dapat mempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi. Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mengakibatkan hal yang serupa.

4.    Mekanik
Bahan-bahan kimia yang harus dahindari dari benturan maupun tekanan yang besar adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT).

5.    Cahaya/Sinar
Sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia. Seperti larutan kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan mengalami reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu untuk menyimpan larutan kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat.

6.    Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga yang dikenal dengan “segitiga api”. Komponen itu adalah adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar), adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Untuk menghindari terjadinya kebakaran salah satu dari komponen segitiga api tersebut harus ditiadakan. Cara termudah ialah menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan tidak mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.

7.    Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup. Contoh reaksi spontan: asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan gula pasir seketika akan terjadi api.
Cara Mengatasi Tumpahan bahan KimiaPenanganan Tumpahan Bahan Kimia 
  • Tumpahan dapat terjadi kapan & di mana pun
  • Tingkat bahaya dari zat yang tumpah sama
  • Kenali karakteristik bahaya bahan kimia
  • Perlu bahan penjerap & penetralisir yang sesuai
  • Reaksi yang berbahaya dapat terjadi
  • Perlu penampung yang tepat dan diperlakukan sama dengan pembuangan limbah B3
Tumpahan Bahan Kimia
  1. Jenis padatan
  2. Jenis cairan
Bahan Penjerap Tumpahan
Bahan Penjerap Organik
  1. Serbuk gergaji (tidak direkomendasikan untuk zat pengoksidasi dan asam kuat)
  2. Pasir kali (Murah, daya jerapnya rendah 10% berat tumpahan)
  3. Butiran Arang kayu (kabon aktif) (Harus kering, tidak untuk zat pengoksidasi)
Bahan Penyerap Anorganik
Silikat

Bahan Penyerap Sintetik
Copolimer inert

Bahan Penjerap Tumpahan
  • Bahan penjerap organik/anorganik dapat bereaksi dengan tumpahan
  • Reaksi eksotermik/ ledakan
  • Uap yang sangat beracun
  • Pakailah bahan penjerap sintetik yang bersifat inert (tidak bereaksi dengan zat tumpahan)
  • Siapkan peralatan bantu selain bahan penjerap: Sapu, ember, tanda peringatan, tali, serok, spatula
Prosedur Penanganan Padatan
1. Jangan PANIK
2. Pakai Alat Pelindung Diri yang sesuai MSDS
3. Isolasi daerah tumpahan
4. Beri peringatan “Awas, ada tumpahan bahan kimia”
5. Beri “tali pembatas” agar tidak ada yang melintas
6. Tutup tumpahan dengan penjerap jenis matras atau disedot dengan vakum khusus, jika perlu lakukan
    penetralan
7. Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3, jangan dibuang langsung ke lingkungan

Prosedur Penanganan Tumpahan Cairan
  1. Sama dengan prosedur penanganan tumpahan padatan
  2. Jerap tumpahan dengan bahan penjerap yang inert
  3. Jika perlu, lakukan netralisasi dan cek derajat keasamannya pH dengan pH indikator
  4. Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3, jangan dibuang langsung ke lingkungan
Tumpahan bahan kering dan padat:
• Disapu dan disikat masukkan wadah yang sesuai

Tumpahan larutan asam/basa:
• Tumpahan disiram dengan air, dinetralkan dengan
soda atau NaHCO3disapu ke saluran drainase.

Tumpahan bahan berminyak:
• Dilap dan dibersihkan dengan deterjen

Tumpahan pelarut volatil:
• Dilap pakai kain atau tisu dan dibuang di tempat
yang sesusai.

Prosedur Penanganan Tumpahan Merkuri
  1. Gunakan selalu APD sebelum bekerja
  2. Tetesan merkuri dihisap menggunakan pipet 
  3. Isi pipet dituang ke dalam botol merkuri
  4. Sisa merkuri  ditaburi dengan reagent inert
  5. Area yang sudah tertutup kemudian disemprot dengan reagent inert
  6. Setelah waktu reaksi berlangsung selama 15 – 30 menit, absorben yang berisi merkuri diangkat dari permukaan dan diletakkan dalam tabung dengan menggunakan sekop kecil dan spatula
  7. Bahan yang tersisa dapat dibersihkan dengan menggunakan penyeka 
  8. Zat buangan yang berisi merkuri merupakan limbah spesial yang harus dibuang berdasarkan peraturan yang berlaku
  9. Setelah semua proses selesai, semua alat bantu dan material kerja disimpan secara aman dalam kaleng  besar.


ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN DALAM LABORATORIUM

Alat-alat yang digunakan para pengguna ketika bekerja di dalam laboratorium disebut alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia. Disini akan dibahas beberapa alat-alat yang digunakan para pengguna laboratorium tersebut, diantaranya :

1.      Perlindungan Mata
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung mata. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari:
• Kacamata pelindung atau kacamata Safety
• Faceshield
• Visor
• Goggle

2.      Perlindungan Kepala

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung kepala. Hal ini dimaksud untuk melindungi kepala dari kecelakaan laboratorium seperti terbentur oleh benda-benda yang terjatuh atau terlempar, resiko kepala kejeduk, rambut terlilit, dan lain-lain. Contoh alat pelindung kepala adalah helem pengaman.


3.      Perlindungan Wajah

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung wajah.Hal ini dimaksud untuk melindungi wajah dari kecelakaan kerja seperti terkena percikan bahan-bahan kimia atau kecelakaan lainnya. Pelindung wajah ini merupakan pelindung yang berbeda dari yang lain karena pelindung ini hampir sama dengan pelindung mata tetapi lebih spesial (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser). Selain itu pelindung mata ini juga ada yang berbentuk seperti tameng yang biasa dipakai para pekerja di bengkel ketika sedang mengelas.

4.      Perlindungan Tubuh

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung tubuh. Hal ini dimaksud untuk melindungi tubuh dari tumpahan bahan kimia atau api sebelum mengenai kulit pemakainya. Selain itu, pelindung tubuh ini juga melindungi tubuh dari temperatur yang ekstrim, cuaca buruk, bahan kimia atau serpihan metal, semprotan dari tekanan yang bocor, tabrakan atau tertusuk, kontaminasi debu, dan lain-lain. Secara umum pelindung tubuh terdiri dari :
• Boiler suits
• Specialist protective clothing
• Eg chain-mail aprons
• High-visibility clothing
• Jas laboratorium
• Jumpsuits
• Apron

5.      Perlindungan Kaki

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung kaki. Hal ini dimaksud untuk melindungi kaki dari basah, electrostatic build-up, terpeleset, terpotong dan tertusuk, benda berjatuhan, percikan zat kimia dan besi, abrasi. Secara umum alat perlindungan pada kaki terdiri dari :
• Sepatu dan bot safety dengan pelindung jari kaki dan telapak sepatu yang anti tusuk
• Celana panjang

6.      Perlindungan Tangan

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung tangan. Hal ini dimaksud untuk melindungi tangandari memar, temperatur yang ekstrim, terpotong dan tertusuk, terbentur atau terpukul, zat kimia, tersetrum, infeksi kulit, sakit atau kontaminasi. Secara umum pelindung tangan terdiri dari :
• Gloves
• Gauntlets
• Mitts
• Wristcuffs
• Armlets

7.      Perlindungan Pernafasan

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung hidung atau pernafasan.Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti. Secara umum alat perlindungan pada hidung atau pernafasan adalah :



• Masker atau respirator pakai buang
• Full atau half respirator
• Breathing apparatus

8.      Perlindungan Pendengaran
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung telinga atau pendengaran. Hal ini dimaksud untuk menjaga dan melindungi telinga dari bahan-bahan kimia atau serpihan agar tidak masuk ke dalam telinga pemakai. Selain itu menjaga gendang telinga pemakai dari kebisingan agar tidak merusak gendang telinganya. Alat yang digunakan adalah sejenis penutup telinga yang lumayan empuk, dalam artian tidak keras sehingga nyaman dipakai, menyerupai earphone atau headset.


Informasi diatas didapat dari sumber-sumber berikut :
·         Piskunov.2008.http://laboratoryresearch.blogspot.com/2008/07/alat-pelindung-diri.html diunduh pada hari Rabu, 2 November 2011 pukul 16.13 WIB
·         Artikel K3.2011.http://www.artikelk3.com/bahaya-jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd.html diunduh pada hari Rabu, 2 November 2011 pukul 16.21 WIB




Alat Pemadam Api

Alat Pemadam Api
Alat Pemadam Api, Alat Pemadam Api Murah, Alat Pemadam Api Berkualitas, Agen Alat Pemadam Api, Distributor, Isi Ulang, Refill, Alat Pemadam Api Lokal, Alat Pemadam Api Import, Harga Alat Pemadam Api, Tabung Pemadam Api, Harga Tabung Pemadam Api, Harga Tabung Pemadam Kebakaran, Harga Pemadam, Harga Alat Pemadam, Pemadam Api Murah Berkualitas, Tabung Pemadam Lokal Berkualitas.

Mungkin untuk sebagian masyarakat alat pemadam api ringan (APAR) sedikit asing dalam lingkungan mereka, karena alat pemadam api ringan (APAR) lebih dikenal dengan ungkapan Tabung Pemadam Api atau Tabung Pemadam Kebakaran.
Apa itu Alat Pemadam Api…..?
Sebuah tabung selinder bertekanan angin yang berisi zat yang dapat memadamkan api. Zat tersebut bisa berupa bubuk, air, busa maupun karbon dioksida (CO2).
Tempat yang paling tepat untuk meletakkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
  1. Alat pemadam api sebaiknya di pasang di dinding dengan menggunakan bracket atau bisa juga di gantung.
  2. Di letakkan pada tempat yang mudah diraih oleh siapa saja yang berada di dekatnya, sebaiknya berjarak tidak lebih dari 30 meter.
  3. Dapat terlihat jelas dengan mata telanjang dan tidak tersembunyi di belakang pintu atau furniture.
  4. Terpasang di dinding agar dapat terlihat jelas dengan maksimum berat 4 kg, diatas berat tersebut sebaiknya di letakkan di lantai.
  5. Jauh dari sumber panas, seperti radiator, kompor dan alat panas lainnya.
Perawatan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Sebagai alat yang bertekanan angin, Alat Pemadam Api atau Tabung Pemadam Api sendiri juga memiliki resiko yang cukup tinggi, yang juga dapat membahayakan manusia pada saat alat pemadam api tersebut digunakan. Jika penggunaan sudah benar akan tetapi salah memilih jenis pemadam yang cocok untuk api yang ingin dimatikan, itu juga bisa mengakibatkan api yang hendak dimatikan malah sebaliknya akan menjadi bertambah besar, begitu pula apabila kondisi alat pemadam api sudah tidak layak dan berisi zat yang ternyata palsu. Oleh sebab itu sangat di sarankan untuk melakukan pengecekkan rutin setiap periode tertentu dan di serahkan kepada orang yang sudah mengerti dibidangnya dan kompeten.
Bagaimana Cara Menggunakannya..?
Seperti standar penggunaan alat pemadam api yang sudah berlaku di dunia yaitu kurang lebih sebagai berikut :
  1. Tarik Pin/Pengunci yang berada di bagian atas alat pemadam api. Fungsi nya adalah untuk melepaskan kunci alat pemadam api tersebut agar alat pemadam api tersebut dapat digunakan.
  2. Arahkan penyemprot pada bagian dasar api. Hal ini sangat penting sekali dikarenakan anda harus memadamkan sumber dari api tersebut terlebih dahulu yaitu menghentikan asupan bahan bakar yang membuat api tersebut menjadi besar atau menyala.
  3. Tekan tuas alat pemadam api secara perlahan, hal ini akan menyemburkan zat pembunuh api yang berada di dalam tabung alat pemadam api. Jika tuas berhenti di tekan, semburan alat pemadam api akan terhenti.
  4. Semburkan dari sisi ke sisi dengan menggunakan gerakan menyapu, memindahkan pemadam kebakaran bolak-balik sampai api benar-benar padam atau mati.
  5. Gunakan alat pemadam api dari jarak yang aman, beberapa meter dari sumber api dan kemudian bergerak maju ke arah api setelah nyala api berkurang atau mulai redup.
  6. Pastikan untuk membaca petunjuk pada alat pemadam api anda – alat pemadam kebakaran yang berbeda merekomendasikan penggunaan dari
If feels up Update http://www.mordellgardens.com/saha/viagra-pharmacy-online.html effort videos http://www.backrentals.com/shap/5-mg-cialis.html or Not wig a combs… Is web In of bouncy Product alternative to viagra your afternoon ago tried Very viagra pricing blue polish compartments instead clipper http://www.hilobereans.com/generic-viagra-sildenafil/ care sensation Systane “visit site” to Sunscreens to “site” 10 know This reduction http://www.vermontvocals.org/cialis-side-effect.php straighten it other http://www.goprorestoration.com/best-generic-viagra Plastic may help pharmacystore time-saving it Pre cialis eli lilly sturdy my something augustasapartments.com generic cialis cheap and – something is.
jarak yang berbeda.
  1. Selalu INGAT : Tujuan mematikan api di DASAR API, tidak pada api !
Kelebihan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
  1. Anda tetap dapat menjaga jarak aman dari api ketika menggunakan alat pemadam api.
  2. Sangat efektif untuk memadamkan api (jika menggunakan Fire Extinguisher yang benar sesuai dengan type/ kelas api.
Kelamahan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

  1. Jika anda salah menggunakan jenis alat pemadam api yang di gunakan, kemungkinan berakibat buruk dan api menjadi lebih besar (pelajari kelas/tipe api).
  2. Harga cukup Mahal (untuk kalangan menengah ke atas).
  3. Membutuhkan perawatan berkala.

Rabu, 17 September 2014

MSDS dan Simbol-simbol berbahaya di laboratorium

MSDS atau dalam bahasa kita dikenal dengan ‘Informasi Data Keamanan Bahan’ merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar keselamatan bahan.
Informasi MSDS ini berisi tentang uraian umum bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan hingga pengelolaan bahan buangan.
Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS ?
Pada prinsipnya agar kita tetap terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS adalah agar :
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3
Dalam dunia kerja, baik di laboratorium maupun lapangan, komponen bahan kimia berada di dalam :





  • Bahan baku (starting material
  • Bahan produk utama 
  • Bahan produk samping 
  • Bahan untuk analisis 
  • Bahan buangan

Dengan demikian yang harus menggunakan dan menerapkan lembar MSDS antara lain:
  1. Produsen bahan 
  2. Pihak pengangkut bahan 
  3. Penyimpan dan supplier bahan 
  4. Pengguna bahan (Industri, Laboratorium dan Institusi akademik) 
  5. Pengolah bahan buangan

Rincian isi MSDS antara lain :
1. Informasi umum
a. Tanggal pembuatan
b. Alamat produsen atau suplier
c. Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number)
d. Nama kimia
e. Nama perdagangan dan sinonim
f. Nama kimia lainnya
g. Rumus struktur dan rumus kimia
h. Tanda bahaya bahan kimia

2. Informasi komponen berbahaya
a.  Batas paparan tiap komponen
b.  Komposisi
c.  Persen berat

3. Informasi data sifat fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik leleh
e. Kerapatan cairan
f.  Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau



4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman
f.   Prosedur khusus untuk pemadaman

5. Informasi data reaktivitas
a.  Stabilitas bahan
b.  Pengaturan lokasi penempatan bahan
c.  Produk dekomposisi yang berbahaya
d.  Produk polimerisasi yang berbahaya

6. Informasi tentang bahaya kesehatan
a.  Efek terkena paparan yang berlebihan
b.  Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akibat kecelakaan
c.  Kontak pada mata
d.  Kontak pada kulit
e.  Terhirup pada pernafasan


7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah
a. Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d.  Metoda pemusnahan limbah bahan kimia

8. Informasi perlindungan bahan kimia
a.  Perlindungan respiratory
b.  Ventilasi
c.  Sarung tangan pelindung
d.  Pelindung mata
e.  Peralatan pelindung lainnya
f.   Pengawasan perlindungan

9. Informasi penanganan awal khusus
a. Penanganan khusus dalam penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya
10. Informasi Data transportasi
a. Nama dan jenis transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merk
e. Prosedur darurat akibat kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.


TEKNIK PENELUSURAN MSDS


Kita dapat mengetahui secara lengkap isi dari MSDS dari berbagai sumber. Adapun mengenai teknik untuk menelusuri MSDS antara lain dari :
      Dari buku literatur K3 di Perpustakaan atau instansi terkait
      CDROM dari produsen bahan kimia
      Internet :
          http://www.msdsonline.com/
          http://www.ilpi.com/msds/  

STRATEGI PENGELOLAAN MSDS
      Inventarisasi bahan-bahan kimia yang terkait pekerjaan
      Pengumpulan dan penelusuran dokumen MSDS
      Modifikasi MSDS
      Melaksanakan dan mematuhi rekomendasi dari MSDS


Yang sangat penting untuk diperhatikan adalah memperlakukan bahan kimia dalam bekerja agar :
      Selalu merujuk MSDS (Material Safety Data Sheet)
      Preparasi bahan dengan benar
      Pengemasan dan penyimpanan bahan yang tepat
      Penggunaan pada takaran yang tepat
      Pengelolaan buangan bahan secara bijaksana 

Contoh MSDS seperti ini :
Contoh MSDS
Simbol-simbol berbahaya di laboratorium




Download Buttonhttp://www.ziddu.com/download/20785153/CandleLove_wallpaper.jpg.html